Gada Bina Usaha memproduksi Karet Elastomer Jembatan,Karet Fender Dermaga, Bantalan Karet Konstruksi sesuai kebutuhan proyek jembatan dan dermaga

  • .

  • .

Tampilkan postingan dengan label jembatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jembatan. Tampilkan semua postingan

Jenis Jembatan

JENIS JEMBATAN
Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain. Jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe struktur sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada konstruksi yang mutakhir.
Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Jembatan jalan raya (highway bridge),
2) Jembatan jalan kereta api (railway bridge),
3) Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge).
Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Jembatan di atas sungai atau danau,
2) Jembatan di atas lembah,
3) Jembatan di atas jalan yang ada (fly over),
4) Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert),
5) Jembatan di dermaga (jetty).
Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam :
1) Jembatan kayu (log bridge),
2) Jembatan beton (concrete bridge),
3) Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge),
4) Jembatan baja (steel bridge),
5) Jembatan komposit (compossite bridge).
Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
1) Jembatan plat (slab bridge),
2) Jembatan plat berongga (voided slab bridge),
3) Jembatan gelagar (girder bridge),
4) Jembatan rangka (truss bridge),
5) Jembatan pelengkung (arch bridge),
6) Jembatan gantung (suspension bridge),
7) Jembatan kabel (cable stayed bridge),
8) Jembatan cantilever (cantilever bridge).
STRUKTUR JEMBATAN
1) Struktur Atas (Superstructures)
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll.
Struktur atas jembatan umumnya meliputi :
a) Trotoar :
o Sandaran dan tiang sandaran,
o Peninggian trotoar (Kerb),
o Slab lantai trotoar.
b) Slab lantai kendaraan,
c) Gelagar (Girder),
d) Balok diafragma,
e) Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang),
f) Tumpuan (Bearing).
2) Struktur Bawah (Substructures)
Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh fondasi ke

tanah dasar.
Struktur bawah jembatan umumnya meliuputi :
a) Pangkal jembatan (Abutment),
o Dinding belakang (Back wall),
o Dinding penahan (Breast wall),
o Dinding sayap (Wing wall),
o Oprit, plat injak (Approach slab)
o Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
o Tumpuan (Bearing).
b) Pilar jembatan (Pier),
o Kepala pilar (Pier Head),
o Pilar (Pier), yg berupa dinding, kolom, atau portal,
o Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
o Tumpuan (Bearing).
3) Fondasi
Fondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar. Berdasarkan sistimnya, fondasi abutment atau pier jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam jenis, antara lain :
a) Fondasi telapak (spread footing)
b) Fondasi sumuran (caisson)
c) Fondasi tiang (pile foundation)
o Tiang pancang kayu (Log Pile),
o Tiang pancang baja (Steel Pile),
o Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile),
o Tiang pancang beton prategang pracetak
(Precast Prestressed Concrete Pile),
o Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place),
o Tiang pancang komposit (Compossite Pile),
KRITERIA PERENCANAAN JEMBATAN
1. Survei dan Investigasi
Dalam perencanaan teknis jembatan perlu dilakukan survei dan investigasi yang meliputi :
1) Survei tata guna lahan,
2) Survei lalu-lintas,
3) Survei topografi,
4) Survei hidrologi,
5) Penyelidikan tanah,
6) Penyelidikan geologi,
7) Survei bahan dan tenaga kerja setempat.
Hasil survei dan investigasi digunakan sebagai dasar untuk membuat rancangan teknis yang menyangkut beberapa hal antara lain :
1) Kondisi tata guna lahan, baik yang ada pada jalan pendukung maupun lokasi jembatan berkaitan dengan ketersediaan lahan yang ada.
2) Ketersediaan material, anggaran dan sumberdaya manusia.
3) Kelas jembatan yang disesuaikan dengan kelas jalan dan volume lalu lintas.
4) Pemilihan jenis konstruksi jembatan yang sesuai dengan kondisi topografi, struktur tanah, geologi, hidrologi serta kondisi sungai dan perilakunya.
2. Analisis Data
Sebelum membuat rancangan teknis jembatan perlu dilakukan analisis data hasil survei dan investigasi yang meliputi, antara lain :
1) Analisis data lalu-lintas.
Analisis data lalu-lintas digunakan untuk menentukan klas jembatan yang erat hubungannya dengan penentuan lebar jembatan dan beban lalu-lintas yang direncanakan.
2) Analisis data hidrologi.
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya debit banjir rancangan, kecepatan aliran, dan gerusan (scouring) pada sungai dimana jembatan akan dibangun.
3) Analisis data tanah.
Data hasil pengujian tanah di laboratorium maupun di lapangan yang berupa pengujian sondir, SPT, boring, dsb. digunakan untuk mengetahui parameter tanah dasar hubungannya dengan pemilihan jenis konstruksi fondasi jembatan.
4) Analisis geometri.
Analisis ini dimaksudkan untuk menentukan elevasi jembatan yang erat hubungannya dengan alinemen vertikal dan panjang jalan pendekat (oprit).
3. Pemilihan Lokasi Jembatan
Dasar utama penempatan jembatan sedapat mungkin tegak lurus terhadap sumbu rintangan yang dilalui, sependek, sepraktis dan sebaik mungkin untuk dibangun di atas jalur rintangan.
Beberapa ketentuan dalam pemilihan lokasi jembatan dengan memperhatikan kondisi setempat dan ketersediaan lahan adalah sebagai berikut :
1) Lokasi jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak menghasilkan kebutuhan lahan yang besar sekali.
2) Lahan yang dibutuhkan harus sesedikit mungkin mengenai rumah penduduk sekitarnya, dan diusahakan mengikuti as jalan existing.
3) Pemilihan lokasi jembatan selain harus mempertimbangkan masalah teknis yang menyangkut kondisi tanah dan karakter sungai yang bersangkutan, juga harus mempertimbangkan masalah ekonomis serta keamanan bagi konstruksi dan pemakai jalan.
4. Bahan Konstruksi Jembatan
Dalam memilih jenis bahan konstruksi jembatan secara keseluruhan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1) Biaya konstruksi,
2) Biaya perawatan,
3) Ketersediaan material,
4) Flexibilitas (konstruksi dapat dikembangkan atau dilaksanakan secara bertahap),
5) Kemudahan pelaksanaan konstruksi,
6) Kemudahan mobilisasi peralatan.
Tabel 1. berikut menyajikan rangkuman jenis konstruksi, bahan konstruksi dan bentang maksimum jembatan standar Bina Marga yang ekonomis dalam keadaan normal yang sering digunakan.
Tabel 1. Bentang maksimum jembatan standar untuk berbagai jenis dan bahan
BAHAN

JENIS

BENTANG MAX.(M)
Beton

Culvert
Slab bridge
T-Girder, I-Girder

4.00 – 6.00
6.00 – 8.00
6.00 – 25.00
Beton Prategang

PCI-Girder
Prestressed Box Girder

15.00-35.00
40.00 – 50.00
Baja

Truss bridge

60.00 – 100.00
Komposit

Compossite bridge

10.00 – 40.00
PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN
Perencanaan struktur jembatan yang ekonomis dan memenuhi syarat teknis ditinjau dari segi keamanan serta rencana penggunaannya, merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diupayakan.
Dalam perencanaan teknis jembatan perlu dilakukan identifikasi yang menyangkut beberapa hal antara lain :
1. Kondisi tata guna lahan, baik yang ada pada jalan pendukung maupun lokasi jembatan berkaitan dengan ketersediaan lahan yang ada.
2. Kelas jembatan yang disesuaikan dengan kelas jalan dan volume lalu lintas.
3. Struktur tanah, geologi dan topografi serta kondisi sungai dan perilakunya.
4. Pemilihan jenis struktur dan bahan konstruksi jembatan yang sesuai dengan kondisi medan, ketersediaan material dan sumber daya manusia yang ada.
5. Penguasaan tentang teknologi perencanaan, metode pelaksanaan, peralatan, material/ bahan mutlak dibutuhkan dalam perencanaanjembatan.
6. Analisis Struktur yang akurat dengan metode analisis yang tepat agar diperoleh hasil perencanaan jembatan yang optimal.

Metode perencanaan struktur jembatan yang digunakan ada dua macam, yaitu Metode perencanaan ultimit (Load Resistant Factor Design, LRFD) dan Metode perencanaan tegangan ijin (Allowable Stress Design, ASD). Perhitungan struktur atas jembatan umumnya dilakukan dengan metode ultimit dengan pemilihan faktor beban ultimit sesuai peraturan yang berlaku. Metode perencanaan tegangan ijin dengan beban kerja umumnya digunakan untuk perhitungan struktur bawah jembatan (fondasi). Untuk tipe jembatan simple girder, perhitungan dapat dilakukan secara manual dengan Excel. Untuk tipe jembatan yang berupa rangka, perhitungan struktur dilakukan dengan komputer berbasis elemen hingga (finite element) untuk berbagai kombinasi pembebanan yg meliputi berat sendiri, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan (beban lajur, rem, pedestrian), dan beban pengaruh lingkungan (temperatur, angin, gempa) dengan pemodelan struktur 3-D (space-frame). Metode analisis yang digunakan adalah analisis linier metode matriks kekakuan langsung (direct stiffness matriks) dengan deformasi struktur kecil dan material isotropic. Program komputer yang digunakan untuk analisis adalah SAP2000 V-11. Dalam program tersebut berat sendiri struktur dan massa struktur dihitung secara otomatis.

Dalam blog ini diberikan beberapa contoh perhitungan struktur jembatan beton prategang mulai dari struktur atas yang terdiri dari slab lantai jembatan dan girder prategang (prestressed concrete girder) sampai struktur bawah yang berupa abutment dan pier tipe dinding termasuk fondasinya. Perhitungan PCI-girder ini digunakan untuk perencanaan struktur Jembatan Srandakan II, Kulon Progo, D.I. Yogyakarta dan Jembatan Tebing Rumbih, Kalsel. Selain itu diberikan juga beberapa contoh perhitungan struktur atas sbb.
· Prestressed Concrete Box Girder (Gejayan Fly Over, Yogyakarta).
· Concrete I – Girder (Jembatan Ngawen, Gunung Kidul).
· Concrete T – Girder (Jembatan Brantan, Kulon Progo).
· Compossite Girder (Jembatan Bonjok, Kebumen, Jateng)
Untuk jembatan beton tipe busur (Concrete Arch Bridge) diberikan contoh perhitungan yang meliputi :
· Jembatan Plat Lengkung (Jembatan Wanagama, D.I. Yogyakarta)
· Jembatan Rangka Lengkung (Jembatan Sarjito II, Yogyakarta).
Contoh perhitungan struktur jembatan tipe plat untuk bentang pendek meliputi :
· Underpass (Jombor Fly Over, Yogyakarta)
· Box Culvert (Jembatan Kalibayem, Yogyakarta)
Selain perhitungan Pier tipe dinding, juga diberikan contoh perhitungan Pier tipe yang lain seperti :
· Pier Tipe Kolom Tunggal (Gejayan Fly Over, Yogyakarta)
· Pier Tipe Portal (Jembatan Boro, Purworejo, Jateng)
Share:

Jembatan Rangka Batang (Truss)

Jembatan Rangka Batang (Truss)

Jembatan Rangka Batang (Truss) terdiri dari dua rangka bidang utama yang diikat bersama dengan balok-balok melintang dan pengaku lateral. Rangka batang pada umumnya dipakai sebagai struktur pengaku untuk jembatan gantung konvensional, karena memiliki kemampuan untuk dilalui angin (aerodinamis) yang baik. Beratnya yang relatif ringan merupakan keuntungan dalam pembangunannya, dimana jembatan bisa dirakit bagian demi bagian.Jembatan rangka batang jarang terlihat memiliki estetika yang baik, namun untuk jembatan rangka yang panjang dan besar faktor itu tidak begitu kentara karena pengaruh visual dalam skala besar. Contoh terkenal dari jembatan rangka batang baja yang artistik adalah jembatan Sydney Harbour di Australia dan jembatan New River George di West Virginia (USA), dimana keduanya merupakan jembatan rangka batang yang berbentuk pelengkung.
Jembatan rangka batang ada beberapa tipe. Disain, lokasi, dan bahan-bahan peyusunnya menentukan tipe rangka batang apa yang akan dipakai. Pada awal masa revolusi industri, jembatan balok dengan tambahan rangka batang berkembang sangat cepat di Amerika. Salah satu rangka batang yang terkenal adalah rangka batang Howe, yang dipatenkan oleh William pada tahun 1840. Inovasinya merupakan perkembangan dari rangka batang Kingpost, bedanya ditambahkan batang vertikal diantara batang diagonalnya.
Tipe-tipe Rangka Batang
Kelebihan Jembatan Rangka BatangGaya batang utama merupakan gaya aksialDengan sistem badan terbuka (open web) pada rangka batang dimungkinkan menggunakan tinggi maksimal dibandingkan dengan jembatan balok tanpa rongga.
       Kedua faktor diatas menyebabkan pengurangan berat sendiri struktur.Disamping itu, ukuran yang tinggi juga mengurangi lendutan sehingga struktur lebih kaku. Keuntungan ini diperoleh sebagai ganti dari biaya pabrikasi dan pemeliharaan yang lebih tinggi. Jembatan rangka batang yang konvensional paling ekonomis untuk bentang sedang.Kelemahan Jembatan Rangka batangEfisiensi rangka batang tergantung dari panjang bentangnya, artinya jika jembatan rangka batang dibuat semakin panjang, maka ukuran dari rangka batang itu sendiri juga harus diperbesar atau dibuat lebih tinggi dengan sudut yang lebih besar untuk menjaga kekakuannya, sampai rangka batang itu mencapai titik dimana berat sendiri jembatan terlalu besar sehingga rangka batang tidak mampu lagi mendukung beban tersebut

Jembatan Rangka Batang Pelengkung
Sydney Harbour, Australia
Jembatan Rangka Batang Pelengkung
New River George, West Virginia
Sumber: mydipblog.blogspot.com
Share:

BEST PRACTICE PENANGANAN JEMBATAN

Elastomeric Bearing Pads| Elastomer Jembatan|Neoprene Bearing Pads|Bantalan Jembatan: BEST PRACTICE PENANGANAN JEMBATAN

BEST PRACTICE PENANGANAN JEMBATAN

SUMBER : http://www.jembatanindonesia.com/bestpractice.htm

Best Practice Penanganan Jembatan ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman terhadap hal-hal yang perlu diperhatikan terhadap proses Perencanaan, Pelaksanaan dan Pemeliharaan Jembatan. Ditambahkan beberapa kesalahan umum yang sering terjadi, agar dapat dihindari oleh setiap individu terkait.



BAGIAN 1 PERENCANAAN 
 1.1. PERSYARATAN UMUM [KLIK DISINI] 

 1.1.1. Prinsip-prinsip Umum Perencanaan

 1.1.2. Keadaan Batas Ultimit

 1.1.3. Keadaan Batas Daya Layan

 1.1.4. Umur Rencana

 1.1.5. Persyaratan Pilar dan Kepala Jembatan

 1.1.6. Ruang Bebas Vertikal

 1.1.7. Perkiraan Banjir Rencana

 1.1.8. Persyaratan Tahan Gempa

 1.1.9. Pokok-pokok Perencanaan

 1.1.10 Tahapan Perencanaan

 11.2. PEMBEBANAN UNTUK JEMBATAN [KLIK DISINI] 

 1.2.1. Ruang Lingkup

 1.2.2. Persyaratan

 1.2.3. Aksi dan Beban Tetap

 1.2.4. Beban Mati Tambahan / Utilitas

 1.2.5. Pengaruh Penyusutan dan Rangkak

 1.2.6. Pengaruh Prategang

 1.2.7. Tekanan Tanah

 1.2.8. Pengaruh Tetap Pelaksanaan

 1.2.9. Beban Lalu Lintas

 1.2.10 Klasifikasi Pembebanan Lalu lintas

 1.2.11 Faktor Beban Dinamis (FBD)

 1.2.12 Gaya Rem

 1.2.13 Gaya Sentrifugal

 1.2.14 Pembebanan untuk Pejalan Kaki

 1.2.15 Beban Tumbukan pada Penyangga Jembatan

 1.2.16 Aksi Lingkungan

 1.2.17 Aliran Air, Benda Hanyutan dan Tumbukan dengan Batang Kayu

 1.2.18 Tekanan Hidrostatis dan Gaya Apung

 1.2.19 Beban Angin

 1.2.20 Pengaruh Gempa [KLIK DISINI] 

 1.2.21 Aksi-aksi Lainnya

 1.2.22 Beban Pelaksanaan

 1.2.23 Kombinasi Beban

 1.2.24 Tegangan Kerja Rencana

 1.2.25 Persyaratan Lainnya

 1.2.26 Pembebanan Rencana Kerb dan Penghalang Lalu lintas

 1.2.27 Beban Rencana Sandaran Pejalan Kaki

 1.2.28 Rambu Jalan dan Bangunan Penerangan

 1.2.29 Fender

 11.3. ANALISA STRUKTUR [KLIK DISINI] 

 1.3.1. Persyaratan Umum

 1.3.2. Analisis Elastis Tingkat Pertama

 1.3.3. Analisis Elastis Tingkat Kedua

 1.3.4. Analisis Struktur yang Akurat

 1.3.5. Analisis Plastis

 1.3.6. Analisis yang Disederhanakan untuk Bangunan Atas

 1.3.7. Analisis Gelagar untuk Bangunan Atas Rangka dan Pelengkung

 1.3.8. Analisis Model

 1.3.9. Persyaratan untuk Tipe Jembatan yang Spesifik

 11.4. SURVEI PENDAHULUAN

 1.4.1. Data Primer

 1.4.2. Data Sekunder

 11.5. SURVEI TOPOGRAFI

 1.5.1. Laporan

 11.6. PENYELIDIKAN TANAH

 1.6.1. Pekerjaan Bor Tangan

 1.6.2. Bor Mesin

 1.6.3. Sondir

 1.6.4. Penyelidikan Laboratorium

 11.7. HIDROLOGI

 1.7.1. Tujuan

 1.7.2. Analisa Data Hujan

 11.8. BANGUNAN ATAS

 1.8.1. Struktur Beton [KLIK DISINI]

 1.8.2. Struktur Baja [KLIK DISINI]

 11.9. KEPALA JEMBATAN [KLIK DISINI] 

 11.10 DINDING PENAHAN TANAH

 11.11 PONDASI [KLIK DISINI] 

 1.11.1. Daya Dukung Pondasi Dangkal

 1.11.2. Daya Dukung Pondasi Tiang

 1.11.3. Pondasi Sumuran

 BAGIAN 2 PELAKSANAAN [KLIK DISINI]

 2.1. PONDASI 

 2.1.1. Pondasi Langsung

 2.1.2. Sumuran

 2.1.3. Pelaksanaan Tiang Pancang

 2.2. BETON

 2.2.1. Persyaratan material

 2.2.2. Campuran

 2.2.3. Pelaksanaan

 2.2.4. Bahan Tambah

 2.2.5. Pengujian

 2.3. PEMASANGAN BANGUNAN ATAS

 2.3.1. Struktur Beton

 2.3.2. Struktur Baja

 BAGIAN 3 PEMELIHARAAN

 3.1. PEMERIKSAAN JEMBATAN [KLIK DISINI] 

 3.1.1. Pemeriksaan inventarisasi

 3.1.2. Pemeriksaan Detail

 3.1.3. Pemeriksaan Rutin

 3.1.4. Pemeriksaan Khusus

 3.2. PEMELIHARAAN RUTIN [KLIK DISINI] 

 3.2.1. Pelaksanaan Pembersihan

 3.2.2. Pengecatan Sederhana

 3.2.3. Penanganan Kerusakan

 3.2.4. Pemeliharaan Permukaan Jalan

 3.3. PEMELIHARAAN BERKALA

 3.3.1. Pemeliharaan Berkala yang Terencana atau Dapat Diperkirakan

 3.3.2. Perbaikan Ringan

 3.3.3. Penggantian Bagian-bagian Kecil
3.3.4. Membersihkan/memperbaiki Bagian-bagian yang Bergerak      3.4. PERBAIKAN DAN REHABILITASI JEMBATAN [KLIK DISINI] 

 3.4.1. Perbaikan Darura

 3.4.2. Perbaikan Elemen dengan Bahan Beton

 3.4.3. Perbaikan Elemen Baja [KLIK DISINI] 

 3.4.4. Kabel Jembatan Gantung yang Aus [KLIK DISINI]

 3.4.5. Perbaikan Daerah Aliran Sungai, Bangunan Pengamanan
Gerusan dan Daerah Timbunan

 3.4.6. Perbaikan dan Pelindungan Timbunan [KLIK DISINI] 

 3.4.7. Hilangnya Kemampuan Bergeraknya Landasan [KLIK DISINI] 

 3.4.8. Perbaikan Elemen Bangunan Atas [KLIK DISINI]

 3.4.9. Sambungan Siar Muai

 3.4.10 Perkuatan Jembatan [KLIK DISINI] 

 3.4.11 Metode Perkuatan Elemen Struktur Jembatan

 3.4.12 Perubahan Sistem Struktur [KLIK DISINI] 

 3.4.13 Bangunan Bawah

 BAGIAN 4 KESALAHAN UMUM [KLIK DISINI]

 4.1. Pengukuran

 4.2. Alat Pancang

 4.2.1. Pemancangan

 4.2.2. Penghentian Pemancangan

 4.2.3. Pemancangan Di Atas Tanah Timbunan

 4.2.4. Hubungan antara Tiang Pancang dengan Cap (Poer)

 4.3. Pondasi Sumuran

 4.4. Bangunan Atas Rangka Baja

 4.4.1. Penimbunan Komponen

 4.4.2. Penimbunan Komponen yang Tidak Baik

 4.4.3. Sistem Perakitan

 4.4.4. Pemasangan Baut

 4.4.5. Cara Pemasangan Baut

 4.4.6. Lubang Baut Tidak Pas

 4.4.7. Baut dan Mur

 4.4.8. Kekencangan Baut

 4.4.9. Alat Pengencang Baut (Torsi Momen)

 4.4.10 Pemasangan Komponen

 4.4.11. Manual Pemasangan Bangunan Atas

 4.4.12. Perakitan dengan Sistem Perancah

 4.4.13. Perakitan dengan Sistem Kantilever

 4.5. Penulangan

 4.5.1. Penyusunan Tulangan

 4.5.2. Pengantian Tulangan

 4.6. Beton

 4.6.1. Mutu Beton Lantai Jembatan

 4.6.2. Penghentian Pengecoran

 4.6.3. Pengecoran Back Wall (Dinding Atas Kepala Jembatan)

 4.7. Celah Siar Muai (Expansion Joint)

 4.8. Jalan Pendekat

 BAGIAN 5 DATA PENUNJANG

Data Jumlah dan Kondisi Jembatan di Indonesia
Data Jembatan Panjang

 1. Data Jembatan Gantung Panjang di Dunia

 2. Jembatan Panjang Tipe Cable Stayed di Dunia

 3. Jembatan Panjang sesuai dengan Panjang Bentang Utama

 4. Rekor Bentangan Pembangunan Jembatan dalam 2 Milenia
Data Berat Bangunan Atas

    1. Gelagar Beton Bertulang kelas A

    2 Gelagar Beton Bertulang kelas B

    3.Gorong-gorong Persegi satu lubang

    4. Gorong-gorong Persegi Dua Lubang

    5. Gorong-gorong persegi Tiga Lubang

    6. Gelagar Beton Pratekan Tipe I kelas A

    7. Gelagar Beton Pratekan Tipe I kelas B

    8 Gelagar Beton Pratekan Tipe T kelas A

    9. Gelagar Beton Pratekan Tipe T kelas B

   10. Gelagar Baja Komposit kelas A

   11. Gelagar Baja Komposit kelas B

   12. Rangka Baja

   13. Berat Jembatan Baja per m’

Panjang
Daftar Mata Pembayaran dan Pengukuran Pembangunan Jalan dan Jembatan
Data Angker Baja Prategang Freyssinet
Data Pemeliharaan Jembatan
1. Gambar Standar Bangunan Atas
2. Hierarki Elemen Jembatan
3. Formulir Pemeriksaan Inventarisasi Jembatan
4. Formulir Pemeriksaan Detail Jembatan
5. Formulir Pemeriksaan Rutin Jembatan

SUMBER : http://www.jembatanindonesia.com/bestpractice.htm
Share:

Postingan Populer

Produsen Karet Elastomer Jembatan

Produsen Karet Elastomer Jembatan
Produsen Karet Elastomer Jembatan